EKONOMI DI ERA TRANSISI DEMOKRASI





RESENSI BUKU

Judul Buku                  : EKONOMI DI ERA TRANSISI DEMOKRASI
Pengarang                   : Didik J. Rachbini
Penerbit                       : Penerbit Ghalia Indonesia. Jl. Pramuka Raya No. 4 Jakarta 13140
Editor                          : Mustofa
Editor Penerbit            : M.S. Khadafi,S.Pd
Tahun Terbit                : Jumadil Awal 1422 H – Agustus 2001
Jumlah Halaman          :168

Didalam buku ini yang berjudul EKONOMI DI ERA TRANSISI DEMOKRASI  yang saya pinjam dari http://librrary.uny.ac.id, menjelaskan mengenai persoalan ekonomi politik dan kebijakan publik, terutama masalah ekonomi rakyat, yang tertinggal dilandasan selama tiga dekade terakhir ini. Dimana ekonomi rakyet berada di tataran normatif dan mendapat pembelaan di dalam kebijakan publik tetapi susah untuk membumi. Dalam hal ini perlu adanya mekanisme pasar yang adil supaya partisipasi usaha bisa meluas.

Fungsi pemerintah bisa berperan langsung mendorong ekonomi rakyat (kecil dan menengah), tetapi tetap terbatas kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya. Yang terpenting pemerintah dapat berperan menciptakan sistem ekonomi pasar yang sehat sehingga setiap pelaku baik yang kecil maupun yang besar mempunyai akses bersaing yang sama. Dinamika inilah akan terbangun tanpa harus mengorbankan pelaku-pelaku yang kecil.

Subtansi keadilan (fairness) dalam sistem ekonomi masih diperlikan agar ekomoni rakyat berperan dengan baik. Inilah unsur demokrasi ekonomi yang utama, sekaligus unsur terpenting bagi ekonomi kerakyatan. Institusi kepresidenan adalah bagian utama di dalam sistem yang berperan sebagai lokomotif tetapi kini perannya menjadi krusial dan bermasalah berat.

Masalah lainnya yang disorot dalam buku ini adalah persoalan kebijakan di bidang fiskal dan keuangan. Persoalan terberat adalah APBN, yang berat karena terpaksa menanggung beban subsidi serta harus membayar bunga obligasi dan membayar utang luar negeri. APBN yang baik diharapkan memberi pengaruh yang baik pula terhadap perekonomian nasional karena berperan sebagai fiscal stimulus untuk menggerakan berbagai kegiatan usaha yang dapat dijangkau instrumen ini, begitu juga sebaliknya. Pengeluaran yang besar ini menjadi beban rakyat.  

Kawasan Asia Tenggara mengalami krisis besar pada tahun 1997, terutama wilayah Indonesia. Krisis ini diharapkan perekonomian Indonesia dapat pulih seperti sediakala pada waktu dua dan tiga tahun setelahnya. Harapan ini, baik dari pemerintah, pengusaha dan masyarakat. Negara lain yang ikut terlibat dalam krisis ekonomi ini telah bangkit dan kembali dengan cepat seperti Korea Selatan dan Thailand. Akan tetapi, hambatan institusi, proses politik, dan perilaku kekuasaan menghambat semuanya sehingga Indonesia tertinggal di belakang.

Disamping itu, juga dikupas mengenail persoalan utang luar negeri yang makin menjerat dan menjebak perekonomian nasional di karenakan persoalan ini tidak dapat dicakup dengan kebijakan fiskal yang bersifat teknis, tetapi harus diselesaikan dengan cara ekonomi politik, terutama diplomasi ekonomi untuk mendapatkan penundaan dan penghapusan sebagian utang. . Pemerintah berniat penjadwalan tehadap utang luar negeri dan akan menguranginya secara bertahap, namun kenyataannya utang luar negeri pemerintah justru bertambah banyak karena ekomoni Indonesia sudah sampai pada tahap ketagihan dan ketergantungan yang terus-menerus.

Pertanian atau yang sering dikenal dengan agroindustri adalah bidang yang bangkit pada saat krisis. Disamping itu juga agroindustri berpesta-pora karena depresiasi mencuatkan nilai eskpornya. Inilah bidang yang dilupakan karena pada saat itu ekonomi Indonesia digiring menuju sektor yang spekulatif.

Dan yang terakhir adalah benteng belakang dari ekonomi nasional, yaitu BUMN. Merupakan badan usaha dengan jumlah aset yang sangat besar. Perannya juga sangat penting dalam menjalankan roda-roda perekonomian dan pembangungan di Indonesia. Ide privatisasi kemudian berada di persimpanan jalan karena meskipun IMF mewajibkannya, tetapi pemerintah tidak terlalu agresif melaksanakannya, perlu diuji untuk memperlancar capaian target privatisasi berupa uang untuk memberikan sumbangan kepada APBN. Tak hanya itu restrukturasasi dan rekapitulasi juga dalam rangka menyehatkan BUMN.

Kelebihan buku:
Keunggulan dari buku ini adalah mampu menjelaskan secara detail mengenai beberapa aspek perekonomian yang terjadi di era transisi demokrasi. Dalam segi bahasa buku ini menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh pembaca.

Kekurangan buku:
Dari segi sampul buku ini kurang menarik dan didalamnya kurang gambar-gambar yang mendukung materi yang terkait tersebut sehingga kurang menarik minat pembaca.
Di dalam buku ini masih terdapat hasil data analisis yang seharusnya di buat dalam bentuk tabel atau grafik tetapi masih dalam tulisan sehingga pembaca sulit untuk membandingkannya antara data yang satu dengan yang lain.
Disamping itu buku ini juga menggunakan bahas yang mudah rusak seperti antara halaman saling lepas, sehingga tidak tahan lama.
Sebaiknya lebih diperhatikan lagi mulai dari segi gambar yang menarik sehingga menimbulkan rasa penasaran akan isinya. Dari segi  isi yang seharusnya menggunakan tabel supaya lebih jelas lagi dan mudah dipahami bagi para pembaca dan tak kalah pengtingnya dari kualitas buku itu sendiri dengan memperhatikan bahan baku untuk pembuatan buku ini.
                                   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perpajakan

Lapangan Kerja